Jumat, 31 Januari 2014

Kisah kemandirian Abdurrohman bin Auf ra.





Sikap kemandirian, enggan meminta tolong apalagi selalu meminta-minta belas kasihan dari orang lain adalah ciri pribadi yang yang istimewa. Kebaikan ini diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sebuah sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.
“Seseorang bekerja dengan mengumpulkan seikat kayu bakar di punggungnya itu lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang meminta-minta (mengemis) apakah ada yang memberi atau enggan memberi sesuatu padanya.”(Riwayat Bukhori)
Para sahabat dididik oleh Nabi saw. dengan sikap kemandirian ini. Salah satu sahabat ini adalah Abdurrohman bin Auf ra. Seperti layaknya kaum muhajirin yang lainnya yang meninggalkan Kota Mekkah, Abdurrohman bin Auf ra. berangkat tanpa membawa harta apapun bahkan beliau tidak memiliki isteri. Ketika tiba di Madinah Rosul mempersaudarakannya dengan Sa’ad bin Rabi’ ra. Sa’ad merasa terenyuh dengan kondisi Abdurrohman bin Auf ra., maka ia berkata kepadanya, “Saudaraku, aku adalah penduduk Maddinah yang kaya raya, silakan ambil separuh hartaku. Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat menikahinya.” Jawab Abdurrohman bin Auf ra. “Semoga Allah swt. memberkati anda, isteri dan harta anda. Namun tunjukkan padaku agar aku dapat berdagang di dalamnya.”
Sa’ad bin Rabi’ menunjukkan pasar, maka Abdurrohman melakukan transaksi jual beli sehingga di sore hari dia telah mendapatkan laba dan telah mampu membeli keju dan minyak samin. Tidak terlalu lama tinggal di Kota Madinah ia kemudian menghadap kepada Rosululloh dalam kondisi berminyak wangi. Lalu Rosululloh bertanya, “Apa gerangan yang terjadi denganmu?” Ia menjawab, “Wahai Rosululloh, aku telah menikah.” Rosululloh bertanya, “Apa maharnya?” Ia menjawab, “Emas sebesar biji kurma.” Rosul pun menganjurkan untuk membuat pesta walaupun hanya dengan menyembelih satu ekor kambing.
Sikap kemandirian Abdurrohman bin Auf ra. itulah yang patut kit teladani. Ia ingin mengambil yang terbaik dan tak ingin bergantung pada oang lain. Bukankah Nabi saw. yang menganjurkannya berbuat demikian?
Yah, bahkan semua Nabi dan Rosul utusan Allah swt. Mereka hanya rela bergantung pada Allah swt., bukan pada makhluk.

0 komentar:

Posting Komentar