Jumat, 17 Januari 2014

Kisah Inspirasi : Wortel, Telur Atau Kopi?



Wahai sahabatku yang di rahmati oleh Allah swt, sering kali kita merasa bahwa masalah yang kita hadapi tak kunjung selesai. Selesai satu muncul lagi, selesai, muncul lagi, selesai, muncul lagi dan begitu seterusnya tanpa henti. Hal itu adalah ujian bagi kita. Jangan pernah menyerah dengan ujian  karena ujian akan mengantarkan kita pada kebaikan selama kita mampu menjadikan ujian itu sebagai pelajaran dan selalu mengambil hikmah atas semua yang telah terjadi.  Menyerah atau tidak tergantung pada pilihan kalian. Simak cerita Wortel, Telur atau Kopi? sebagai ilustrasi kekuatan pilihan kalian. Nah ini ceritanya..


Suatu hari seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannyadan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hamper menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kalisatu masalah selesai, timbul
masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.
Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut
mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah
mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan
menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.  Lalu ia bertanya kepada anaknya,“Apa yang kau lihat, nak?””Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa
ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur
yang sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Demikian pula dengan bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,”
tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?”
Apakah
kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.
Apakah kamu adalah telur, yang
awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.
Ataukah kamu adalah bubuk
kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. “Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.


Pesan: Semua orang pasti mendapatkan ujian. Jangan pernah menyerah dengan ujian tersebut, karena ujian akan mengantarkan kita pada kebaikan jika kita mampu menjadikan ujian itu sebagai pelajaran dan selalu mengambilhikmahatas semua yang telah terjadi.




0 komentar:

Posting Komentar